Vaseline Healing Project Bantu Perbaiki Kualitas Hidup di Daerah Krisis
A
A
A
JAKARTA - Bagi orang yang tinggal di daerah krisis, bencana atau terdampak kemiskinan, gangguan kulit yang paling sederhana dapat menjadi masalah serius yang menyulitkan kegiatan sehari-hari paling mendasar. Bahkan, 67% tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut melaporkan bahwa gangguan kulit yang sebenarnya dapat dicegah menyulitkan penderitanya dalam bekerja, bersekolah hingga mengurus rumah tangga.
Karena itu, guna memberikan bantuan perawatan dermatologis bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut, Vaseline bekerja sama dengan Direct Relief kembali menggelar program Vaseline Healing Project. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu memperbaiki kulit 5 juta orang yang membutuhkan hingga 2020 mendatang. Sebelumnya program ini telah dilakukan pada 2015 di 41 negara dan memperbaiki kulit 2,3 juta penduduk dunia.
"Program ini terdiri dari 3 pilar utama. Pertama menyumbangkan lebih dari 1 juta produk Vaseline Repairing Jelly melalui klinik dan rumah sakit jaringan mitra Direct Relief di seluruh dunia. Kedua memperbaiki pelatihan mengenai kesehatan kulit bagi tenaga kesehatan dan ketiga melaksanakan misi untuk memperbaiki kondisi kulit masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang paling membutuhkan," ujar Brand Manager Vaseline Mahnessa Siregar saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Program ini diawali oleh Dr Grace Bandow dan Dr Samer Jaber saat melakukan misi kemanusiaan ke Yordania. Mereka menemukan bahwa ternyata Vaseline Repairing Jelly dibutuhkan tenaga kesehatan untuk mengobati orang-orang yang menderita masalah kulit di kamp-kamp pengungsian.
Bulan Januari lalu, Vaseline Healing Project secara perdana digelar di Indonesia di Kabupaten Bangkalan, Madura. Wilayah ini dipilih berdasarkan fakta bahwa penyakit kulit masih menjadi salah satu masalah kesehatan paling utama di Bangkalan. Sementara hingga saat ini, masyarakat masih sulit mendapatkan pelayanan dari pusat kesehatan seperti puskesmas karena lokasi yang jauh dan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas.
"Masalah kulit yang ditemukan seperti kusta, eksim, kudis, jamur, luka dan kencing manis. Tingginya angka penyakit kulit di Bangkalan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya sumber air bersih, ventilasi rumah yang kurang memadai serta pencahayaan dan kelembapan rumah yang kurang memenuhi syarat. Selain itu, masih ada stigma kuat di tengah masyarakat Bangkalan tentang penderita penyakit kulit sehingga mereka dikucilkan dari masyarakat sehingga tidak mendapatkan penanganan yang tidak dibutuhkan," kata spesialis kulit dan kelamin sekaligus ketua tim pelaksana Vaseline Healing Project di Bangkalan, dr Irmadita Citrashanty, SpKK.
Melanjutkan keberhasilan program ini, Vaseline dan Direct Relief bekerjasama dengan HeartIndo menggelar Vaseline Healing Project edisi kedua di wilayah Desa Batukarang yang terletak kurang lebih 25 km dari Gunung Sinabung pada 28 April mendatang. Desa Batukarang merupakan desa dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi yang terkena dampak cukup berat dari bencana erupsi Gunung Sinabung.
"Hingga saat ini, bantuan yang diterima masyarakat masih sangat minim dalam meringankan beban warga, dan mereka juga tidak memiliki sumber air bersih dari PDAM sejak 2010, sejak erupsi pertama kali. Bencana alami ini telah mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas, diare dan beragam masalah kesehatan kulit yang makin memperburuk produktivitas dan kualitas hidup masyarakat setempat," papar pendiri HeartIndo dan Ketua Tim Panitia Vaseline Healing Project Desa Batukarang, dr Apsari Diana Kusumastuti, MARS.
"Untuk mengatasi masalah kulit, mereka hanya mengandalkan tiga orang bidan desa yang bertugas disana karena bagi mereka biaya perjalanan menuju puskesmas menggunakan transportasi umum dinilai cukup mahal. Program ini akan menyasar 200 warga Desa Batukarang. Kegiatan yang dilaksanakan tetap akan fokus pada edukasi dan sosialisasi kesehatan kulit kepada warga dan petugas kesehatan setempat, konsultasi dan layanan untuk memperbaiki masalah kulit warga serta pemberian prodak Vaseline Repairing Jelly dan obat lainnya," beber dr. Apsari.
Karena itu, guna memberikan bantuan perawatan dermatologis bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut, Vaseline bekerja sama dengan Direct Relief kembali menggelar program Vaseline Healing Project. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu memperbaiki kulit 5 juta orang yang membutuhkan hingga 2020 mendatang. Sebelumnya program ini telah dilakukan pada 2015 di 41 negara dan memperbaiki kulit 2,3 juta penduduk dunia.
"Program ini terdiri dari 3 pilar utama. Pertama menyumbangkan lebih dari 1 juta produk Vaseline Repairing Jelly melalui klinik dan rumah sakit jaringan mitra Direct Relief di seluruh dunia. Kedua memperbaiki pelatihan mengenai kesehatan kulit bagi tenaga kesehatan dan ketiga melaksanakan misi untuk memperbaiki kondisi kulit masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yang paling membutuhkan," ujar Brand Manager Vaseline Mahnessa Siregar saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (4/4/2018).
Program ini diawali oleh Dr Grace Bandow dan Dr Samer Jaber saat melakukan misi kemanusiaan ke Yordania. Mereka menemukan bahwa ternyata Vaseline Repairing Jelly dibutuhkan tenaga kesehatan untuk mengobati orang-orang yang menderita masalah kulit di kamp-kamp pengungsian.
Bulan Januari lalu, Vaseline Healing Project secara perdana digelar di Indonesia di Kabupaten Bangkalan, Madura. Wilayah ini dipilih berdasarkan fakta bahwa penyakit kulit masih menjadi salah satu masalah kesehatan paling utama di Bangkalan. Sementara hingga saat ini, masyarakat masih sulit mendapatkan pelayanan dari pusat kesehatan seperti puskesmas karena lokasi yang jauh dan jumlah tenaga kesehatan yang terbatas.
"Masalah kulit yang ditemukan seperti kusta, eksim, kudis, jamur, luka dan kencing manis. Tingginya angka penyakit kulit di Bangkalan disebabkan oleh faktor lingkungan seperti kurangnya sumber air bersih, ventilasi rumah yang kurang memadai serta pencahayaan dan kelembapan rumah yang kurang memenuhi syarat. Selain itu, masih ada stigma kuat di tengah masyarakat Bangkalan tentang penderita penyakit kulit sehingga mereka dikucilkan dari masyarakat sehingga tidak mendapatkan penanganan yang tidak dibutuhkan," kata spesialis kulit dan kelamin sekaligus ketua tim pelaksana Vaseline Healing Project di Bangkalan, dr Irmadita Citrashanty, SpKK.
Melanjutkan keberhasilan program ini, Vaseline dan Direct Relief bekerjasama dengan HeartIndo menggelar Vaseline Healing Project edisi kedua di wilayah Desa Batukarang yang terletak kurang lebih 25 km dari Gunung Sinabung pada 28 April mendatang. Desa Batukarang merupakan desa dengan jumlah kepadatan penduduk tertinggi yang terkena dampak cukup berat dari bencana erupsi Gunung Sinabung.
"Hingga saat ini, bantuan yang diterima masyarakat masih sangat minim dalam meringankan beban warga, dan mereka juga tidak memiliki sumber air bersih dari PDAM sejak 2010, sejak erupsi pertama kali. Bencana alami ini telah mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas, diare dan beragam masalah kesehatan kulit yang makin memperburuk produktivitas dan kualitas hidup masyarakat setempat," papar pendiri HeartIndo dan Ketua Tim Panitia Vaseline Healing Project Desa Batukarang, dr Apsari Diana Kusumastuti, MARS.
"Untuk mengatasi masalah kulit, mereka hanya mengandalkan tiga orang bidan desa yang bertugas disana karena bagi mereka biaya perjalanan menuju puskesmas menggunakan transportasi umum dinilai cukup mahal. Program ini akan menyasar 200 warga Desa Batukarang. Kegiatan yang dilaksanakan tetap akan fokus pada edukasi dan sosialisasi kesehatan kulit kepada warga dan petugas kesehatan setempat, konsultasi dan layanan untuk memperbaiki masalah kulit warga serta pemberian prodak Vaseline Repairing Jelly dan obat lainnya," beber dr. Apsari.
(alv)